Tidak perlu mahal, kejutan bisa datang dari hal sederhana yang diniatkan.
Aku sedang meriang. Tenggorokan seperti di garuk dengan
garputala sedang demam seperti menjalar pelan-pelan menggerogoti seluruh
badan. Tumpukan deadline mengantri tak tahu diri. Selasa seketika
menjelma tidak begitu asik.
Hari ini aku janji makan dengan seorang teman. Seperti biasa dia
menjemput di kantor. Dimana genjatan makan siang masih menjadi tanda
tanya mengingat kami memang kesulitan menentukan dimana laparnya perut
akhirnya bermuara.
Sebuah SMS masuk mengabarkan bahwa si teman ini telah menjemput, dengan semangat tanggung aku menghampiri mobilnya.
"Hai!"
"Hai! Where are we going?"
"Hmm.. We will picnic!"
Piknik?
Ternyata teman saya ini telah menyiapkan dua bekal makan siang yang
dibelinya dari tempat makan kesukaan kami lengkap dengan minum dan
dessert-nya. Yah,
dessert-nya adalah dua bungkus M&M yang memang menjadi kesukaan kami berdua.
"Piknik dimana?"
"Uhm.. Di taman."
Taman yang dimaksud adalah taman kecil di depan kantor. Sialnya waktu
kami bersiap-siap membuka bekal taman kantor dipenuhi para driver dan
messanger dari kantorku yang pastinya akan mengganggu kenyamanan. Mereka
semua kepo dan sok tahu. FYI.
Dalam kebingungan kami akhirnya memutuskan untuk ‘piknik’ di
parkiran rooftop sebuah mal yang letaknya memang tidak jauh dari
kantorku. Parkiran rooftop panasnya minta ampun. Kami berdua tidak siap
untuk menjadi ikan asin yang tak nikmat. Akhirnya ‘piknik’ ini
berlangsung di dalam mobil dengan AC super dingin.
Selalu nikmat makan dari ketinggian ditemani lagu dan teman yang suka gila-gilaan.
Kami makan dengan pemandangan kota Medan. Lagu-lagu dari radio
menemani siang yang gila. Siang dimana dua orang memutuskan untuk piknik
di dalam mobil dari atap sebuah mal.Lagi asik-asiknya mengunyah ayam
bakar si teman ini nyeletuk.
"We have food. We have music. We have view."
"Yes, good huh?!"
"Yeah, but I wish we have a man here."
Ayam bakar rasanya mau lompat dari mulutku. Ada lucu dan sedih dari
kalimatnya barusan. Kami memang dua perempuan lajang yang sebenarnya
tidak kesepian. Tapi entah kenapa kalimatnya barusan meniupkan sebuah
kesadaran bahawa kami memang butuh lelaki.
Sigh! Topik soal lelaki memang tak pernah habis membuat hati nyeri.
Makanan habis disantap dan karena makan dengan
menggunakan tangan kami berdua mendadak stres karena tidak tahu dimana
tempat cuci tangan yang layak di atas sini. Dengan keterbatasan ternyata
ide bisa cepat datang. Dan karena Medan kemarin hujan seharian
banyaklah genangan-genangan air bertebaran.
Yes, kami mencuci tangan di genangan air yang jauuuhhhh dari kata sehat.
Gosh!
Tak ada yang menyenangkan dari sahabat yang selalu ada tanpa kau minta.
Piknik dadakan ini mewarnai Selasa siangku yang padat.
Badan masih demam dan tenggorokan masih sakit. Tapi apalah artinya sakit
jika kebahagiaan menjalar menyehatkan hatimu yang penuh.
Terima kasih untuk ‘piknik’ dadakannya, Donna Havard.
You are crazy. And I love you that way.
ADS HERE !!!