Semua orang mungkin takkan pernah lupa dengan segala hal yang
dilakukannya pertama kali. Pertama kali jatuh cinta, pertama kali patah
hati, pertama kali gajian dan mungkin pertama kali melakukan perjalanan.
Buat saya, melakukan perjalanan untuk pertama kalinya adalah momen yang
yang takkan mungkin saya lupakan seumur hidup. Sebagai anak yang seumur
hidup tinggal bersama orang tuanya, momen traveling pertama
adalah titik yang membawa saya mengenal diri sendiri lebih jauh.
Beruntung Air Asia terlibat dalam momen tak terlupakan ini.
1. Pertama Kali ‘Terbang’
Percaya atau tidak, Air Asia adalah maskapai yang pertama kali saya
naiki. Pengalaman terbang kali pertama ternyata memberi rasa ngeri yang
seru. Waktu itu Bali menjadi tujuan perjalanan saya pertama kali ke luar
Sumatera. Sebagai orang yang berdomisili di Medan, Bali tentulah
menjadi sebuah pulau indah yang tak terjamah. Jauhnya bukan main. Dengan
berbekal tiket promo saya menuju Bandung dan dari Bandung saya akan
lanjut ke Denpasar. Hati berbunga-bunga karena (akhirnya) saya berhasil
juga naik pesawat dan merasakan terbang (yang katanya) menabrak
awan-awan. Selain itu, saya juga akan menemui sang kekasih yang sudah
beberapa bulan tidak saya temui. Ya, long distance relationship memang semenyebalkan itu.
Keberanian saya kumpulkan penuh. Saya yang duduk sendirian di bangku
dekat jendela tampak takjub dengan pemandangan di luar yang di dominasi
biru dan putih. Di samping saya duduk seorang ibu paruh baya yang
menjadi teman ngobrol yang asik. Obrolan kami berguir dari kisahnya
tinggal di Bali sampai kekagumannya tentang Air Asia yang memungkinkan
semua orang naik pesawat. “Air Asia murah banget. Zaman dulu hanya orang
kaya yang bisa naik pesawat. Orang kayak kita nggak bisa,” kata si ibu sambil membolak-balik majalah yang disediakan. Diam-diam saya mengamininya juga. Kalo nggak ada Air Asia mungkin saya si mahasiswa kere ini takkan mungkin bisa beli tiket pesawat. :)
Sepuluh menit sebelum mendarat di Bandara Husein Sastranegara jantung saya berdegub kencang. Bercampur perasaan excited dan haru yang ditimbulkan dari aroma perjalanan yang tak bisa saya paparkan. Naik pesawat ternyata menyenangkan meski saat boarding dan landing adalah
dua momen dimana roh saya lepas dari raga. Oh iya, waktu itu saya juga
satu pesawat sama penyanyi tersohor Indonesia yang takkan saya sebutkan
namanya. Lantas, bagaimana saya bisa lupa dengan perjalanan naik pesawat
saya yang pertama. :)

2. Pertama Kali Ke Luar Negeri
Manusia mana yang nggak pengin ke luar negeri? Menghirup
udara negeri yang bukan Indonesia Raya, merasakan menjadi asing di
sebuah tempat baru, berkelanan sesuka hati tanpa ada yang tahu siapa
kita di negeri asal. Beradasarkan keingintahuan itulah saya dan ketiga
teman saya akhirnya memberanikan diri melakukan perjalanan ke luar
negeri. Tak jauh-jauh memang, Thailand menjadi tujuan dikarenakan
tergiur pantai-pantainya yang tersohor. Setelah memantapkan hati dan
berunding panjang, kami memutuskan membeli tiket Medan - Kuala Lumpur
(bukan Thailand) karena pada saat itulah tiket termurah yang bisa kami
dapatkan. Rencananya dari Kuala Lumpur perjalanan akan kami lanjutkan
via kereta ke Thailand.
Dari kami berempat hanya satu orang yang pernah ke Kuala Lumpur.
Kebayang bagaimana repot dan meriahnya empat orang cewek dengan empat
kemauan plus pengalaman yang serba minim melakukan perjalanan ala backpacker. Air
Asia menjadi saksi bisu betapa meriahnya empat perempuan ini dan empat
boneka Teddy Bear-nya. Kami memang kampungan. Tapi apalah arti kampungan
demi sebuah kebahagiaan yang tak terbeli, kawan.

Kuala Lumpur ternyata bukanlah Medan meski ada aroma Melayu yang sama
kentalnya. Kuala Lumpur membuka mata saya bahwa tidak semua orang
Malaysia menganggap Orang Indonesia itu sebelah mata seperti
cerita-cerita orang yang mampir di telinga saya. Perjalanan saya di
Kuala Lumpur menyenangkan sekali. Nggak ada tuh yang menganggap
kami TKW dan memperlakukan kami secara tidak menyenangkan. Segelintir
kisah ‘seram’ tentang Malaysia seketika kandas setelah saya mengunjungi
negaranya sendiri. Kuala Lumpur dan kami sepertinya cukup ramah
menyambut kami. Meski kurang puas menjelajah Malaysia, kami tetap excited dengan Thailand yang akan menyambut dengan cerita yang tak kalah serunya.
Bangkok riuh sekali. Herannya hal itu tidak menyurutkan langkah kami
untuk berkeliling mengeksplorasi. Kota besar yang satu ini sungguh
turistik. Teman-teman saya yang hobi belanja melakukan shopping marathon selama empat jam di Chatuchak Weekend Market yang tersohor itu. Kawan, baru sekali ini saya melakukan shopping empat
jam tanpa henti sementara kaki yang pegal rasanya tersingkirkan dengan
gairah purba wanita: belanja. Di sini juga untuk pertama kalinya saya
mencicipi kecoa garing yang dioseng-oseng. Serangga penguasa kamar mandi
ini rasanya asin dan saat kembalinya ke tanah air saya tak lagi takut
pada kecoa karena saya sendiri berhasil melahapnya. *evil grin*
Selain Bangkok, kami juga sempat melipir ke Krabi dan Phi Phi Island
yang tersohor. Baru kali ini saya melihat pantai yang indahnya bukan
main. Di sini juga saya melakukan snorkeling untuk pertama
kalinya plus disengat ubur-ubur untuk pertama kalinya juga. Dengan semua
keindahan yang saya saksikan saya merasa kecil sekali. Saya merasa
sangat kecil di hadapan Tuhan. Apalah saya di semesta yang luas ini.
Segala yang sombong dalam diri saya luruh ke laut diiringi dengan rasa
syukur yang tak henti-henti.

Saya tidak pernah mengira bahwa perjalanan akan mengubah hidup
seseorang. Tak pernah saya bayangkan sebelumnya seseorang dari keluarga
seperti saya mampu ke luar negeri meski tak terlalu jauh. Bayangkan, di
keluarga saya hanya saya yang memiliki paspor. Mama, papa dan adik-adik
saya tidak pernah bepergian dengan pesawat. Jangankan ke luar negeri, ke
Pulau Jawa saja mereka tak pernah. Perjalanan saya ini memberi saya
haru yang banyak. Hanya saja pada saat itu saya malu untuk menitikkan
air mata di depan teman-teman saya. Mungkin tanpa Air Asia perjalanan
hanya mampu dilakukan oleh mereka yang berkecukupan. Tanpa berlebihan
saya hanya mau bilang kalau Air Asia benar-benar mewujudkan impian
banyak orang dan mereka benar, “semua orang bisa terbang”.
ADS HERE !!!