
Aku masih dalam pelukan. Ada sisa lelah sehabis gelut yang panjang
sedang kantuk belum juga datang. Malam muram setelah menghabisi nafsu di
atas ranjang. Kau menjelma kesatria gagah yang menunggang kuda. Aku
menjelma kuda liar yang bangga ditunggangi sang kesatria. Kita berdua
menerjang nafsu semalam suntuk dengan semangat yang panas dari matahari
jam dua belas siang.
Aku masih dalam pelukan. Sedang kau tertidur dipeluk lelapmu sendiri.
Pikiranku menjelajah ingatan yang pecah menjadi bola-bola kecil.
Memantul ke seluruh penjuru pikiran yang membuatku jengkel sendiri. Aku
benci mengingat apa saja yang memberi nyeri. Aku tak suka mengingat
mantan pacarmu yang seperti anjing melolong nyaring dalam nyinyir
cemburu atas kebersamaan kita. Aku tak suka mengingat pertengkaran kita
tempo hari. Saat pipimu kuhadiahkan amarah dalam luka yang begitu hina.
Aku masih dalam pelukan. Merasa aman di antara desah nafasmu yang
memberi rima paling menawan. Matamu memejam dibuai para peri. Sedang
bibirmu mengatup lucu layaknya bayi kecil yang tak dicemari dosa-dosa
duniawi.
Aku masih dalam pelukan. Meringkuk hangat dalam cinta yang begitu
banyak. Merangkul erat tubuhmu yang telanjang dibalut selimut biru yang
bertahun-tahun menjadi saksi kita melepas cinta. Pelukmu memberi rumah
yang tak mewah namun begitu sahih untuk mampu dituturkan kenikmatannya.
Aku masih dalam pelukan. Menatap dinding sepi dalam ingin yang tak ingin kulepaskan.
ADS HERE !!!