Di negeri ini manusia kehilangan cintanya. Kota muram yang
gedung-gedungnya berwarna bata dilapisi debu tak habis-habis. Rakyatnya
miskin meski di ibukota para orang besar membuang uang di ranjang para
pelacur dan bar-bar tua tempat orang menggadai sadar.
Hari ini adalah terberat sepanjang tahun. Ibuku kehilangan segala
hartanya karena suaminya terlilit utang pada tengkulak yang tak punya
hati. Rumah kami digadai, sawah dan kerbau habis untuk melunasi utang
yang menggunung.
Di negeri ini anak-anak kecil adalah barang langka. Tak ada lagi ibu
yang mau melahirkan bayi-bayinya di tengah sengsara yang mengerikan.
Anak-anak kecil diperjualbelikan. Para orang besar membayar mahal untuk
menikmati kemudaan segar yang anak-anak kecil tawarkan.
"Jangan lupa pakai parfum ibu. Jangan kau biarkan bau panas itu
menjalari sekujur tubuhmu. Orang-orang besar tidak akan mau membeli anak
dengan aroma yang tak segar."
Aku menyisir rambut adikku. Memakaikan baju terbaik dan menyemprotkan
parfum yang aromanya membuatku mual. Adikku menangis sepanjang malam.
Matanya sembab dan giginya merapat dalam diam. Aku menangis di dalam
hati. Ingin rasanya kucegah transaksi ini dan membebaskan adikku yang
jiwanya akan diperjualbelikan. Dia masih delapan tahun. Dia seharusnya
bermain boneka di bawah pohon dan menikmati gula-gula yang membuat
giginya ompong.
"Cepat bawa dia ke pasar. Kita harus menjual dengan harga tinggi agar bisa melunasi semua utang."
Aku bawa adikku ke pasar. Di sana telah ramai orang-orang besar yang
berjejalan di etalase-etalase penuh dengan anak-anak kecil yang kian
hari kian langka. Sebelum di pajang di etalase para kesatria penguasa
kota memeriksa tubuhnya dari atas-bawah.
"Dia kakinya banyak bekas luka. Orang-orang besar tidak bisa membayar
dengan harga tinggi. Dia harus dipajang di tempat berbeda."
"Tapi kesatria, dia anak yang cantik. Harganya haruslah mahal."
"Maaf tidak bisa."
Hatiku terlempar ke tanah dalam jerit yang tak bisa didengar siapa-siapa.
Jalanan makin hitam. Debu-debu berterbangan digiling roda-roda.
Orang-orang besar berebut membeli anak-anak yang sekarang langka. Air
mataku membanjir. Kupandangi adikku terdiam di balik etalase muram.
Andai nasib bisa diubah dalam satu malam.
ADS HERE !!!