Tak pernah kumengerti kenapa kita akhirnya menjadi seperti ini. Tak
pernah kubayangkan bahwa kau akan menjadi kata yang sahih untuk disebut.
Namamu menjelma debaran kurang ajar yang melemahkan sistem saraf.
Jangankan mengucapkannya, memikirkannya saja membuat aku tak kuat.
Jatuh cinta mungkin adalah suatu reaksi kimia yang misterius. Sialnya aku mencandu.
Kau mencumbuiku di bawah bulan tepat saat bulat sempurna menjadi
penguasa malam. Waktu itu kita berbagi peluh. Tak ada lagi malu-malu,
tak ada lagi gengsi yang mengungkung seperti pertama kali kita bertemu.
Yang ada hanya keinginan untuk saling menikmati. Yang ada cuma
debar-debar brengsek yang membuat aku hampir mati.
Tak ada yang menyangka bahwa cinta mampu menjungkirbalikkan rasa.
Seperti anak kecil di toko boneka, gairah bahagia membumbung tinggi
entah kemana. Padamu kutemukan rumah abadi. Padamu kutemukan aman yang
membuat dunia ini menjelma surga. Dan surga menguap dalam suatu yang tak
ada.
Padamu aku berkecukupan.
Aku melemah pada rengkuh yang kau beri dengan tak biasa. Aku
kehilangan kuasa akan diriku sendiri saat kau mendekat dan memberi
bahagia yang mungkin sesat, mungkin juga sesaat. Aku tahu mungkin kita
takkan selamanya.
Tapi bolehkan kunikmati tiap detik cinta yang melebar, melebur dan meluber ini cuma-cuma?
ADS HERE !!!