Selalu ada yang istimewa di hari Rabu. Selain
percakapan-percakapan seru, Rabu juga tentang secangkir kopi nikmat yang
membuat sisa hari lebih sehat. Kita lupa bagaimana memulainya. Tapi
Rabu menjelma begitu luar biasa saat kita bersama-sama. Rabu sekalipun
tak pernah alpa memberi kita cerita. Tak melulu soal yang indah-indah
karena sering juga berakhir dalam tangis yang tak pernah kita
rencanakan.
Rabu selalu membawaku kepadamu. Sebuah meja kecil berisi dua cangkir
latte sudah duduk manis di sana. Matamu hijau serupa danau. Dan setelah
tegukan latte pertama dunia mendadak kehilangan daya tariknya karena
kebersamaan kita menjelma sesuatu yang begitu asik. Kopi membungkus
segala apik. Malam tak lagi berisik.
Rabu selalu memberik kisah-kisah baru. Tak selalu tentang kafe baru
dan bercangkir latte seru. Terkadang kita menghabiskan sisa Rabu dengan
bermalas-malasan di sofa hijau lumutmu yang nyaman. Tempat semua lelah
dibaringkan. Kau bercerita apa saja. Mulai dari kehidupan di Alabama
sampai dengan keanehan orang-orang di Azerbaijan sana. Tak jarang kau
membacakanku dongeng tentang Kelinci dan Bulan, beberapa kali kau
mendongengkan
The Drummer Boy dan cerita-cerita menjelang
natal. Kita memupuk malas dalam kebahagiaan yang dipeluk sofa. Rabu
menjelma indah meski hanya diisi dengan tawa-tawa tak penting yang
selalu kita suka.
Rabu adalah hari melulu kamu. Tempat aku merebahkan semua capek
setelah kerja seharian. Kau akan menyiapkanku makan malam paling enak
dan sehat sedunia. Kau berikan aku coklat-coklat ajaib yang rasanya tak
pernah aku cecap sebelumnya. Kita berbagi apa saja. Mulai dari resah
hingga bahagia berlapis-lapis karena Tuhan dengan luar biasanya
mempertemukan kita.
Rabu memberi satu yang pasti: kebersamaan dan persahabatan yang (semoga) abadi.
Rabu tak hanya tentang bercangkir-cangkir latte, berlembar-lembar
cerita ataupun gemerlap lampu temaram di kafe-kafe tua. Rabu adalah
tentang kekitaan yang tak bisa diganti.
Untuk sahabat maha-abadi, Donna Havard.
#PeopleAroundUs
ADS HERE !!!