Kau takkan pernah tahu bagaimana hidup membuatmu bertahan.
Beberapa orang bertahan dalam keterbatasan. Sisanya bertahan dari apa
yang mereka punya sampai nafas penghabisan.
Di suatu malam yang biasa saja hatiku bergetar hebat melihat
perjuangan seorang ibu. Dia bertahan dalam keramaian yang sunyi. Riuh
orang-orang berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang dirundung
sepi. Senyumnya memecah di antara serangga-serangga nikmat yang menjadi
cemilan manusia-manusia di negara Gajah Putih. Cahaya rendah menambah
muram suasana. Orang-orang mengunyah serangga-serangga garing dengan
nikmat yang menjijikkan. Dan aku? Tetap menjadi penonton setia di balik
layar.
Malam itu ramai. Pasar malam bergelora dalam geliat manusia yang
mencari hiburan. Hati perempuan itu sepi sedang senyumnya menjeritkan
sesuatu yang lain.
Di hadapannya ratusan serangga menjelma panganan nikmat. Hatiku nyeri
sampai ke tulang. Sedang untuk memutar balik keadaan aku tak memiliki
kekuatan. Perempuan itu tersenyum di antara serangga-serangga yang
meregang nyawa. Menjajakan cemilan dengan cara yang tak pernah
kupikirkan.
Hidup memang mengajari kita mengatasi perih dengan cara yang ngeri.
Pasar malam masih ramai, senyum perempuan itu masih menebar sunyi.
Dan aku? Masih menjadi penonton di balik layar dengan kengerian yang tak
bernama.
Bangkok, Mei 2012
ADS HERE !!!