
Tahun berganti satu angka. Dan di saat yang sama aku baru saja
memakamkan bangkai bernama resolusi. Resolusi buatku adalah daftar
keharusan yang perlahan-lahan akan bergeser maknanya menjadi
ketidakharusan dan akhirnya terlupakan dibelai waktu.
2014 dimulai dengan melakukan perjalanan ke kota yang asing. Kota
yang selama ini tersohor oleh segala yang sakral. Tidak kutemukan
kesakralan yang selama ini mereka gembar-gemborkan. Yang kutemukan
adalah keakraban yang terjadi dalam satu malam. Mengawali tahun dengan
tawa yang begitu banyak dan pengalaman yang dibagi cuma-cuma ternyata
mampu menjadi kemewahan. Di kota asalku sendiri keluarga justru
merayakan pergantian tahun dengan hangat yang tak bisa kubandingkan
dengan apapun. Aku menikmatinya dalam jarak. Meraba-raba rindu pada
ibuku yang mengirim doa terlampau banyak.
Tahun baru takkan ada lagi resolusi yang sekedar daftar-daftar tak
penting. Aku menikmati kejutan yang sudah direncanakan Tuhan di tahun
ini. Tak ada keharusan begini dan begitu yang kugadang-gadangkan seperti
bertahun lalu. Yang kuinginkan hanya kehidupan yang menempaku menjadi
manusia yang lebih banyak sabar, lebih banyak mengerti dan lebih banyak
memahami apa-apa yang tak melulu menyenangkan.
2013 meninggalkan begitu banyak luka. Meski tidak sedikit suka yang
mengiringi sepanjang tahun yang menjadikanku perempuan yang demikian
kaya. Cinta datang dan pergi pergantian. Hati menjelma persinggahan rasa
yang tak bosan dibentur segala sakit dan bahagia dalam kurun waktu yang
sama. Menjadikan aku manusia yang lebih menerima bahkan untuk hal-hal
yang sepertinya tak layak kuterima.
Tahun lalu memberi rindu yang begitu banyak. Memberi perjalanan yang
mengharukan dan memberi sakit yang sampai sekarang belum bisa
disembuhkan. Tapi aku bersyukur karena semua yang telah terjadi
menyublim menjadi kekuatan buatku di kekinian. 2014 menjadi tahun yang
memompa semangat dan keberanian dengan luar biasa. Semoga nyala dan
gairah bertahan sepanjang tahun. Membuatku tak kenal menyerah. Membuatku
sesosok hati yang tak kenal lelah.
Akhirnya apa yang ingin aku minta pada masa depan? Tak ada. Biarlah
masa depan menjadi Kejutan-kejutan yang memberi ritme menarik pada
kehidupan. Aku tak mau lagi berjalan di atas rel bernama resolusi. Aku
ingin mendaki gunung kehidupan, menyelami lautan masalah dan berjalan di
antara ilalang cinta yang tak mudah meski akhirnya mungkin saja indah.
Selamat tahun baru untuk diri sendiri. Selamat tahun baru untuk hati yang sampai sekarang masih saja tahu diri. Dan ya, selamat tinggal resolusi.
Medan, 6 Januari 2014
ADS HERE !!!