Sayang, mencintai rasanya tak pernah semewah ini. Setiap kita
bertemu rasanya di hati mendadak muncul perayaan megah. Kembang api
melesat tinggi bersaut-sautan. Ada juga riuh teriak dan tepuk tangan
yang cuma kita berdua yang mendengarnya. Di antara sunyi kedai kopi
berornamen kayu itu peryaan di dalam sepasang hati kita sedang
berlangsung besar-besaran. Meski senyum dan tatapan matamu yang penuh
aku menyimpan damai yang aman.
Sayang,
ini surat cinta kesekian kali. Semoga kau tak bosan dengan segala
romantisme berlebihan yang terkesan gombal. Namun hatiku tak mampu
menyimpan rasa ini sendiri. Hatiku melumpuh total dan terkadang
kesemutan sampai dia sulit berfungsi semestinya. Dibutuhkan kata dan
spasi sebagai tongkat yang menuntun hati berjalan lebih baik. Menuju
kau, tempat segala rindu selalu pulang.
Sayang, kita berdua tahu
bahwa rindu bukanlah teman yang baik. Dia mencuri segala konsentrasi
saatku bekerja seharian. Membuat segala kebaikan yang kukemas rapi
menjadi buyar. Membuat hati yang damai mendadak hancur-lebur
porak-poranda. Rindu yang menghampiriku tak kenal waktu. Terkadang
membuatku kelimpungan. Rindu selalu memaksaku mengantarkannya ke alamat
yang selalu sama, padamu, tempat dia selalu pulang.
Sayang, aku penasaran. Saat rindu pulang kepadamu, akankah dia ingin kembali kepadaku? Tempat rindu selalu datang?
#30HariMenulisSuratCinta
#Hari1
ADS HERE !!!